Kemampuan Pemecahan Masalah dalam Menyelesaikan Soal Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel Ditinjau dari Adversity Quotient (AQ) Sidwa Kelas X
Pendahuluan, Metode Penelitian, Pembahasan, Penutup, Daftar Pustaka
Main Article Content
Tujuan untuk menjelaskan kemampuan pemecahan masalah berdasarkan langkah Krulik dan Rudnick yang ditinjau dari Advesity Quotient (AQ). Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yang dilakukan di kelas X-4 SMA Negeri 2 Pasuruan, tahun ajaran 2023/2024. Subjek penelitian ini terdiri dari 3 subjek yaitu quittter, camper, dan climber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Subjek tipe quitter/S1 hanya mampu sampai tahapan eksplorasi dan merencanakan, tidak mampu memilih strategi, tidak mampu menemukan jawaban, tidak mampu meninjau ulang dan mendiskusikan. (2) Subjek camper/S2 mampu memenuhi empat indikator, subjek pada tahap meninjau ulang dan mendiskusikan belum memenuhi. (3) Subjek climber/S3 mampu memenuhi semua tahapan pemecahan masalah yaitu membaca dan berpikir, eksplorasi dan merencanakan, memilih strategi, menemukan jawaban, meninjau ulang dan mendiskusikan. Dapat disimpulkan bahwa bahwa Subjek tipe quitter tidak menunjukkan antusiasme saat menanggapi soal. Subjek camper menunjukkan antusiasme yang cukup besar saat merespon soal. Sedangkan Subjek climber yang tidak mudah menyerah, dan berjuang untuk terus mencoba sampai menemukan jawaban yang benar.
Anugraheni, Indri, dkk “Aalisis Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa dalam Menyelesaikan Permasalahan Bilangan Bulat Berbasis Media Realistik”, 2015.
Ayuningrum, Diah, “Strategi emecahan Masalah Siswa SMP Ditinjau Dari Tingkat Berpikir Geometri van Hiele”, Vol. 8, No. 1, 2017.
Diana, N. (2018). Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Berpikir Logis Mahasiswa dengan Adversity Quotient dalam Pemecahan Masalah. Prosiding SNMPM II Prodi Pendidikan Matematika Unswagati Cirebon.
Hadi, S., Retnawati, H., Munadi, S., Apino, E., & Wulandari, N. F. (2018). The difficulties of hight school students insolving higher-order thinking shills problem. Poblems of Education in 21st Century, 76(4), 520-532.
Hulaikah, M., Degeng, I. N. S., Sulton, S., & Murwani, F. D. (2020). The Effect of Experiential Learning and Adversity Quotient on Problem Solving Ability. International Journal of Instruction, 13(1), 869–884. https://doi.org/10.29333/iji.2020.13156a
Isnaeni, S., Fajriya, L., Risky, E. S, Purwasih, R., & Hidayat, W. (2018). Analisis Kemampuan Penalaran Matematis dan Kemandirian Belajar Siswa SMP pada Materi Persamaan Garis Lurus. Journal of Medives.
Muliandari, P. T. V. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Terhadap Hasil Belajar Matematika. International Journal of Elementary Education, 3, 132- 140.
Shodiqin, A., Sukestiyarno, Wardono, Isnarto, & Utomo, P. (2020). Profil Pemecahan Masalah Menurut Krulik Dan Rudnik Ditinjau Dari Kemampuan Wolfram Mathematica. Seminar Nasional Pascasarjana.
Stoltz, P. G. (1997). Adversity Quotient: Turning Obstacles Into Opportunities. John Wiley And Sons.
Stoltz, P. G. (2000). Adversity Quotient: Mengubah Hambatan Menjadi peluang. Jakarta: Grasindo.
Tambychik, T., & Meerah, T. S. M. (2010). Students’ difficulties in mathematics problem-solving: what do they say? .Procedia - Social and Behavioral Scienses, 8, 142-151. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2010.12.020
Waluya, B., Rochmas, Kartono, & Winarti, E. R. (2019) Pemecahan Masalah dan Pembelajarannya dalam Matematika. PRISMA, 2, 389-394.